Blue Spinning Frozen Snowflake

Jumat, 10 Agustus 2012

INSPIRATION


Dunia kedokteran itu “Art”, Tidak Pernah Membosankan

Mariya Mubarika
Kali ini ada yang lain dari figur yang hadir di JakartaSatu.com, siapa dia, dia adalah seorang dokter, memang kami pilih dia karena dokter yang satu ini sering sekali update didunia sosial media. Selain memiliki kecerdasan ia juga memiliki banyak pengalaman. Berikut adalah wawancaranya dengan jurnalis Jakartasatu.com Aendra Medita dengan Mariya Mubarika atau lebih dikenal dengan panggilan dr Marika.
Bisa diceritakan perjalanan hidup Anda dari awal sampai kini menjadi seorang dokter?
Kalau ditanya tentang cita cita sebenarnya semua berjalan begitu saja, namun saya rasa orang tua banyak berperan membentuk arah masa depan saya. Kalau bukan mereka saya tidak seperti sekarang jadi dokter. Sejak saya lahir orang tua saya kepingin anak perempuannya jadi dokter, bahkan mereka memberikan nama saya dari nama dua orang dokter yang keduanya sudah jadi dokter Ahli terkenal, itu yang pernah Bapak saya ceritakan ke saya.  Sejak kecil bahkan Bapak dan Mama sering panggil saya bu Dokter, tidak menyangka panggilan itu jadi profesi saya sekarang, mungkin itu doa ya dan Tuhan mengabulkannya.
Apa sudah sejak kecil ingin jadi dokter?
Seingat saya sejak kecil cita cita saya berubah ubah terus, pernah bercita-cita jadi Penjahit, Guru, dan akhirnya dokter. Saya Anak ke 2 dari 4 bersaudara yg ke 3 saudara saya laki laki semua. Karena Anak perempuan satu-satunya di keluarga sejak kecil  saya lebih sering di rumah membantu mama, maklum Bapak saya sebagai Pegawai Negeri gak bisa punya pembantu jadi semua nya mama mengerjakan sendiri, sejak SD saya sudah biasa membereskan rumah, menjemur pakaian, menjaga adik dan mondar mandir ke warung juga, beli telor, garam dll.
Bisa cerita sedikit tentang keluarga?
Bapak saya Insiyur Fisika bekerja sbg peneliti Aeorodinamik di Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (Lapan). Bapak saya yang mengajari saya membaca, menulis, berhitung, Mengaji, sholat sampai persiapan UMPTN Di SMA. Saya hampir tidak pernah ikut Les di luar rumah, Bapak yang mengajari saya satu tambah satu saat saya balita sampai pelajaran Integral di bangku SMA.  Dia guru favorit saya, meskipun kadang galak, tapi dia Bapak yang rajin dan selalu ingin  anaknya pandai. Oleh karena itu sekarang juga saya dan suami gotong royong jadi guru di rumah meskipun banyak les macam-macam di luar anak-anak saya tidak saya ikutkan, semua belajar di rumah. Saya juga Pengen Di kenang sebagai the best teacher sama anak anak saya kelak, seperti saya mengenang bapak saya. Kalau Mama bertugas full urusan rumah tangga. RumahTangga zaman dahulu sederhana konsepnya Suami bekerja mencari nafkah, Istri bekerja di rumah urus pekerjaan rumah, cukup gak cukup penghasilan suami di cukup cukupin untuk membesarkan anak. Jarang sekali Bapak dan Mama saya berantem, pokoknya beda sama cerita sinetron. Dulu tinggal di Jakarta tidak macet seperti sekarang, jam 6 sore itu Bapak saya sudah sampai rumah dari kantornya, selalu sholat bersama di rumah dan menghabiskan waktu bersama keluarga, hari minggu Bapak selalu ajak kami berenang.
Bagaimana pandangan Anda dengan dunia teknologi?
Teknologi bagi saya sesuatu yang dapat mempermudah sesuatu yang lain dengan sentuhan ilmu pengetahuan, tiap jaman ada teknologinya sendiri berkembang secara kontemporer. Kalau Teknologi Canggih komunikasi dan informasi  jadi ngetren di zaman saya, kebetulan sekali saya agak telat menyentuhnya. Dahulu Bapak saya lebih sering mematikan TV karena harus belajar, habis magrib TV di rumah sudah mati, dan TV di rumah saya hitam putih punya TV berwarna seingat saya setelah tetangga saya sudah banyak dan lama memilikinya.
Pegang computer saat SMP itu pun di pelajaran computer sekolah. Saya banyak paham dunia Teknologi dan Komunikasi sejak kuliah, karena saat itu banyak sekali warnet dan internet sudah mulai merebak. Kost saya di daerah  Krasak Kota Baru, Jogja itu dekat sekali dengan warnet, sempet saya keranjingan Internet. Internet bagi saya anugrah luar biasa, bukan saja sebagai mainan buat plesiran tapi juga membantu banyak tugas-tugas saya di kampus, dan media komunikasi dengan teman teman jauh, pacar misalnya….hehe dari dulu sampai sekarang saya masih menggunakan YM untuk komunikasi dengan pacar saya yang sekarang jadi suami saya Hehehe. Kalau sekarang lebih canggih lagi semuanya, Anugrah dan karunia, saya suka sekali hidup ini semenjak punya gadget yang smart dan multifungsi. Pokoknya semua bisa dari resep masakan, nanya alamat, berteman, curhat, baca berita,main game  dan kecepatan informasinya seperti semua kejadian ada satu RT dengan saya…hahaha. Misalnya saat ada tabrakan Maut di Tugu Tani, beda beberapa menit di twitter sudah bisa update infonya plus foto-foto kejadian, video, dan kronologis, padahal saat itu saya sedang di Bandung.
Sebagai orang punya pengalaman banyak di dunia kedokteran bisa diceritakan suka dukanya?
Semua pasti selalu punya cita-cita yang lebih tinggi ketika sesuatu itu sudah diraihnya, saya juga selepas lulus bercita-cita jadi dokter ahli tapi karena keadaan tidak memungkinkan, harus focus mengurus anak anak yang kecil-kecil dan banyak, akhirnya saya masih jadi dokter umum sampai sekarang. Saya sudah hampir 10 tahun jadi dokter umum. Pekerjaan utama saya sebenernya ibu rumah tangga, dokter akhirnya hanya “sambilan” saya praktek seminggu 4 kali, 2 kali di RS bagian Emergency dan 2 kali di Klinik di Poli Umum. Tapi unik nya sebagai dokter profesi yang beda sama yang lain, saya merasa praktek 24 jam 7 hari 7 malam seperti McDonald. Saya tidak praktek di rumah, tetapi tetangga saya selalu mondar mandir ke rumah kalau sakit,  yang SMS juga tidak sedikit yang tanya tentang penyakit, BBM, Facebook sampai ke twitter semua yang kenal saya sebagai dokter dengan mudahnya mengakses konsultasi tentang penyakit ke saya. Dan itu semua akhirnya jadi kehidupan saya sehari hari.
Kalau di ceritakan sukanya, jadi dokter itu pasti semua suka buktinya  bangku pendidikan fakultas kedokteran selalu jadi favorit dengan peminat terbanyak, bahkan di sekolah swasta dengan harga selangit masih saja banyak peminatnya. Bagi saya dunia kedokteran itu “Art”tidak pernah membosankan dan semua yang kita kerjakan responnya langsung. Jadi tingkat kepuasannya tinggi, belum lagi secara ekonomi ya lumayan Alhamdulillah walau praktek sebentar penghasilan seperti orang kantoran yang pergi pagi pulang malam.
Dukanya; yang datang ke dokter itu semua orang sakit yang mau mengeluh. Bukan saja yang sakit kadang kala keluarganya ikut-ikutan mengeluh karena penyakit anggota keluarganya itu. Saya sering dihadapkan dalam kondisi sulit suatu keluarga pasien saya dan saya terlibat mengambil keputusan sulit mereka. Ya padahal anak bukan, tetangga bukan, saudara bukan, tapi kita jadi ikut pusing mikirin mereka.
RS itu tempat orang pertama kali keluar di dunia (lahir) dan tempat orang terhakhir kembali ke pangkuanNya (meninggal). Kalau sedang jaga malam di RS saya suka merenung memikirkan kondisi pasien yang sedang saya tangani, bukan hanya sekedar penyakitnya tapi masalah social keluarganya. Kondisi seperti itu membuat saya dan pasien menjadi satu keluarga, kadang kami memiliki hubungan akrab, saling rindu kalau lama tidak jumpa. Pasien saya sewaktu masuk ruang praktek suka bilang, kangen dok udah lama gak ketemu, ironis ya padahal mereka ketemu saya pasti karena sakit (hehehe) tapi saya senang mendengarnya.
Anda suka media social seperti Twitter, kenapa alasannya suka? Apaka karena ruang untuk sosialisasi atau berbagi?
Saya tidak punya waktu untuk main bersama teman-teman sebaya semenjak berkeluarga, karena waktu saya habis untuk mengurusi urusan rumah dan praktek. Pagi ke pasar, masak, jemput anak sekolah, temenin belajar, sore praktek dan begitu setiap hari. Jadi social media itu sangat penting sekali. Di dunia Socmed seperti twitter kita berteman, bersosialisasi, saling memberi informasi, joke, sampai berkeluh kesah. Seperti dunia nyata hasilnya, tapi kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu, ataupun cari kesempatan bertemu. Cukup di sela-sela kesibukan, misalnya saat menunggu. Hal lain bukan saja mencari eksistensi tapi socmed lebih kearah informasi yang saya butuhkan. Misalnya saya mau ke Bandung, selalu saya twit menanyakan kondisi Tol Cipularang, dalam waktu singkat orang orang yang sedang berada di tol cipularang memberikan info. Makanya saya juga senang memberikan info di setiap kejadian yang saya pikir penting, misal saya lewat jalan ada rahazia motor, cepet cepet saya twit, jalan ini jam sekian ada rahazia motor, wah banyak tuh follower saya yang terbantu, jadi muter jalannya.. hahaha.
Hal lain, twitter bagi saya sebagai wadah buat beramal. Terus terang saya tidak punya waktu buat ikut baksos atau acara soaial lainnya, jadi di twitter saya selalu online menjawab konsultasi orang orang yang membutuhkan, anggap saja beramal. Pesan Bapak saya kalau kita mesti mengambil kesempatan untuk beramal dan berbuat baik untuk orang lain.
Bagaimana menurut Anda dunia online?
Sangat menarik bagi orang yang bisa mengakses nya tetapi bila tidak bijaksana memanfaatkannya kadang jadi berdampak negative. Tidak sedikit korban penipuan di dunia online, identitas anonym itu banyak sekali. Jadi sebagai orang tua saya juga menyarankan damping anak anak mengenal dunia online sampai mereka dewasa dan bijaksana memahami.
Apa ada Faktor yang turut serta pada perkembangan dunia kedokteran dan kesehatan jadi kuat?
Setidaknya saya melihat ada 3 faktor yaitu: kebutuhan masyarakat akan kesehatan yang dipengaruhi kualitas hidup dan gaya hidup. Yang kedua adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi membantu kalangan dunia medis menemukan alat dan metoda baru untuk membantu diagnosa penyakit dengan lebih akurat,cepat dan murah, serta menemukan obat-obatan baru yang sesuai dan lebih aman. Yang ketiga media informasi dan komunikasi setiap perubahan di dunia kedokteran jika informasi dan komunikasi bagus antar pusat kesehatan atau pusat riset dan user para klinis dan mahasiswa respon klinis pun akan lebih cepat lagi dan semua berdampak ke penyempurnaan.
Selain sebagai dokter Anda punya Hobi apa? Bisa gambarkan secara khusus dengan kehidupan keseharian Anda saat ini?
Hobi saya berenang dan masak, saya pengen sekali jadi Chef hebat seperti  Farah Quinn.. Sekarang saya suka mengumpulkan berbagai jenis resep masakan dan mencobanya, Kalau anak anak saya sudah besar punya waktu luang, saya ingin membuat media online ”Dapur Sehat” yang berisi tentang cara masak enak yang sesuai  untuk orang orang sakit sesuai dengan penyakitnya, saya pengen orang sakit bisa juga makan enak dan makanannya itu dapat membantu penyembuhan penyakitnya.
Kalau berenang, biasanya rutin pada malam hari selepas magrib, untuk olah raga dan terasa menyenangkan karena kesukaan saya.
Bagaimana menurut Anda Soal Network jadi gaya Hidup dalam dunia kesehatan saat ini?
Saya lihat perkembangan yang menarik dan positif. Kalangan medis bisa berbagi tentang masalah kesehatan dan ada komunikasi 2 arah dengan kalangan non medis yang berupa konsultasi pribadi atau sekaligus berbagi dengan publik luas.
Punya pengalaman sebagai public speaker dalam forum ?
Saya sering bicara di Radio tentang tema tema kesehatan Reproduksi dan masalah kesehatan lainnya.
Bisakah dikatakan bahwa kini ada perubahan dunia kesehatan karena faktor gaya hidup dan konsumsi pola makanan yang kurang sehat?
Faktor gaya hidup dan lingkungan sangat mempengaruhi kesehatan tubuh, bahkan sekarang lebih banyak penyakit yang di timbulkan karena gaya hidup lingkungan di banding factor genetic  seperti Diabetes Melitus tipe II, Penyakit Cardiovaskular, Asam Urat, Infeksi dll. Sekarang sudah tidak aneh dijumpai usia 25-35 tahun mengalami stroke atau serangan jantung.
Saat ini, seberapa jauh waktu Anda untuk berkiprah total dalam dunia Anda keluarga (bisnis kalau ada) ini dan apa misi dan visi baru kedepan?
Kalau dokter rasanya waktunya campur campur, di pasar masih saja ada yang menegor saya untuk menanyakan penyakit, di twitter juga dllnya. Tapi waktu bekerja resminya kurang lebih 30 jam per minggu sisanya full di rumah karena anak saya cukup banyak. Saat ini bisnis belum ada, masih cari kesempatan.
Visi saya semenjak punya banyak anak ya hanya pengen anak-anak jadi orang yang berguna, sholeh, baik dan selalu menjadi contoh yang baik, amin… yang lainnya bonus saja kalau kesampean.
Bisa Anda jelaskan kekuatan diri Anda kedepan sebagai dokter untuk bangsa?
Saya selalu berusaha membuat semua orang tidak takut datang ke dokter, mengetahui penyakitnya dan mau hidup sehat, termaksud anak anak. Menjelaskan dengan pemahaman yang mudah kondisi setiap pasien agar dia paham dan bisa mengatasi masalah kesehatannya. Terutama masalah infeksi, pasien pasien saya harus mengerti dan berusaha memutus mata rantai penularan.
Apa Anda punya credo dalam hidup dan dunia kedokteran ?
Kalau Credo sebagai dokter gak pernah berubah “Yang menyembuhkan penyakit adalah Alloh SWT dokter hanya membantu saja”.  Kalau passion saya lebih suka back to nature seperti pengobatan ala Homeopathy.
Apakah Anda punya cita-cita lain selain dokter?
Cita cita saya selain menjadi dokter yang baik ingin jadi  ”Chef “ yang eksis tentunya…. Hahaha
Apa Anda sudah merasakan puas nikmatnya hidup?
Alhamdulillah..Ya saya puas dalam kehidupan saya selama ini
Anda pernah kecewa dalam hidup?Kecewa pernah, masalah kecil tapi tidak jadi masalah dan saya sudah cepat lupakan.
Bagaimana hidup dari kacamata Anda sebagai dokter dan keluarga ?
Saya tidak bisa menilai dengan sempurna suatu kehidupan di dunia karena pemikiran dan pengalaman kita membuat semua itu berkembang terus, tapi bagi saya mengerjakan yang terbaik yang bisa kita kerjakan itu jauh lebih baik misalnya jangan menunda nunda pekerjaan, memanfaatkan waktu senggang, mengambil kesempatan dalam berbuat baik dan amal shaleh. Sebagai dokter dan sebagai ibu rumah tangga saya rasa sama saja.

0 komentar: